Showing posts with label Kumpulan Profil Pemain. Show all posts
Profil & Biodata Pemain Masa Depan Indonesia : " Andik Vermansyah "
Posted by Unknown
Wednesday, 7 March 2012
![]() | |||
Informasi pribadi | |||
---|---|---|---|
Nama lengkap | Andik Vermansyah | ||
Tanggal lahir | 23 November 1991 (umur 20) | ||
Tempat lahir | Jember, Indonesia | ||
Tinggi | 1.62 m (5 ft 4 in) | ||
Posisi bermain | Penyerang, Gelandang Serang | ||
Informasi klub | |||
Klub saat ini | Persebaya Surabaya (IPL) | ||
Nomor | 10 | ||
Karier junior | |||
2007-2008 | Persebaya U-18 | ||
Karier senior* | |||
Tahun | Tim | Tampil | (Gol) |
2008-2010 | Persebaya Surabaya | 29 | (2) |
2011 | Persebaya 1927 | 17 | (7) |
2011- | Persebaya Surabaya (IPL) | 6 | (0) |
Tim nasional‡ | |||
2012- | Indonesia U-21 | 3 | (2) |
2011- | Indonesia U-23 | 4 | (1) |
Andik Vermansyah (lahir 23 November 1991; umur 20 tahun adalah pemain sepak bola asal Jember, Jawa Timur, Indonesia yang saat ini bermain untuk klub Persebaya 1927.
PeristiwaAndik adalah satu-satunya pemain indonesia yang berhasil mendapatkan kaus David Beckham saat pertandingan uji coba Indonesia melawan LA Galaxy di stadion Gelora Bung Karno, Beckham mengaku merasa bersalah karena sempat melakukantackling keras kepada Andik yang saat itu berupaya menembus pertahanan LA Galaxy dengan kecepatannya.[rujukan?] Media massa di Portugal menyebut Andik 'Messinya Indonesia'.Andik juga dikabarkan tengah diincar klub Serie A Novara dan klub serie B Reggina.
RADJA NAINGGOLAN pemain keturunan Indonesia yang bermain di LIGA SERIE A
Posted by Unknown
Sunday, 6 February 2011

Pencinta sepak bola sebentar lagi bisa menyaksikan salah satu putra keturunan Indonesia berlaga di Liga Serie A Italia. Itu karena Radja Nainggolan baru saja bergabung dengan Cagliari sebagai pemain pinjaman.
Radja adalah gelandang berusia 22 tahun, memiliki ayah berdarah Batak dan ibu berkenegaraan Belgia. Selama ini Radja menjadi warga negara Belgia dan pernah membela Belgia di Piala Kirin lawan Cile pada tahun lalu.Sepak bola Italia sudah dikenalnya sejak 2005 ketika Piacenza menariknya dari klub Belgia, Germinal Beeschot. Kariernya mulai bersinar pada musim 2008-09, di mana ia tampil sebanyak 38 kali dan mencetak tiga gol di Serie B.
Radja memang sempat menjadi buah bibir di Liga Italia saat dikabarkan akan diboyong oleh AS Roma. Namun Cagliari rupanya yang mendapatkan gelandang berusia 22 tahun ini dalam bagian pertukaran dengan Mikhail Sivakov.
Cagliari telah resmi meminjamnya hingga akhir musim namun punya opsi untuk mempermanenkan kontraknya. Radja pun mengaku senang dengan kesepakatan ini dan berharap bisa bermain baik di klub Seri A ini.
“Saya datang ke Cagliari dengan rasa antusias. Target saya ada bertumbuh dan berkembang di Seri A,” ungkap Radja Nainggolan yang lahir di Antwerp, Belgia seperti dilansir Goal.
“Saya dapat bermain di segala posisi di lapangan tengah. Saya merasa lebih baik di sisi kiri, tapi saya berharap bisa mendapatkan tempat di dalam tim ini,” harapnya .

Radja Nainggolan
Radja Nainggolan lahir di Antwerpen, Belgia, 4 Mei 1988 (umur 22 tahun). Radja Nainggolan adalah kembar dampit dengan saudara bernama Riana dan putra dari pasangan Marius Nainggolan dan Lizi Bogaerd, seorang Belgia.
Marianus mengenalkan Radja dan saudara kembarnya, Riana kepada sepakbola. Sejak 4 tahun, Radja dan Riana selalu diajak nonton dan bermain sepakbola oleh Marianus di Antwerpen, Belgia.
Sayangnya, sejak usia 6, kedua saudara kembar ini harus berpisah dengan sang ayah. Marianus kembali ke Bali, Indonesia, untuk meneruskan kembali usahanya. Ya, pria berdarah Batak ini memang menjadi pengusaha di Pulau Dewata itu.
Setelah Marianus kembali ke Indonesia, Radja mendapat dorongan dari ibunya Lizi Bogaerd dalam menggeluti sepakbola. Sejak medio 2005, Radja ditarik dari klub Belgia, Germinal Beeschot ke Piacenza, Italia. Di klub Serie B ini, karir Radja mulai bersinar. Gelandang berusia 22 ini telah mencetak empat gol dari 41 penampilan.
Di Piacenza pula, Radja kembali dipertemukan dengan ayahnya. Momen itu terjadi pada akhir 2007. “Setelah 13 tahun, akhirnya kami bisa bertemu kembali. Papa datang dari Bali ke Italia menemui saya dan Riana,“ kata Radja. Sementara itu, Riana Nainggolan juga bermain sepakbola. Sampai sekarang ia masih aktif di klub sepakbola wanita Belgia, Kontich. Klub ini berkiprah di kompetisi nasional Belgia.
Biodata RUBEN Warbanaran Indonesia ( Pemain Naturalisasi Belanda )
Posted by Unknown
Saturday, 29 January 2011
Biodata sang Bintang RUBEN WARBANARAN

Nama Lengkap : Ruben Wuarbanaran
Tempat Tanggal Lahir : Wijhe, 15 August 1990
Status : The fourth child of eight siblings.
Tinggi : 187 cm
Berat : 75 kg
Ayah : Nikodemus Wuarbanaran, from Maluku
Ibu: Greetje, from Netherlands
Position : Defender / Midfielder
Current Club : FC Den Bosch

Pemain asal Belanda ini yang sekarang bermain di tim terkenal Belanda bernama Fc Den Bosch mengikuti seleksi Timnas di lapangan senayan C , dan sekarang Ruben ini telah masuk daftar pemain yang akan memperkuati Timnas Garuda . Pemain ini belum lumayan terkenal di Indonesia karena bakat dan profesinya yang cenderung masih gagap di kancah internasional , tetapi kita lihat saja aksinya Ruben Warbanaran pemain keturunan Indonesia 2012 nanti di Pra Oliempiade.
Nama Lengkap : Ruben Wuarbanaran
Tempat Tanggal Lahir : Wijhe, 15 August 1990
Status : The fourth child of eight siblings.
Tinggi : 187 cm
Berat : 75 kg
Ayah : Nikodemus Wuarbanaran, from Maluku
Ibu: Greetje, from Netherlands
Position : Defender / Midfielder
Current Club : FC Den Bosch
Pemain asal Belanda ini yang sekarang bermain di tim terkenal Belanda bernama Fc Den Bosch mengikuti seleksi Timnas di lapangan senayan C , dan sekarang Ruben ini telah masuk daftar pemain yang akan memperkuati Timnas Garuda . Pemain ini belum lumayan terkenal di Indonesia karena bakat dan profesinya yang cenderung masih gagap di kancah internasional , tetapi kita lihat saja aksinya Ruben Warbanaran pemain keturunan Indonesia 2012 nanti di Pra Oliempiade.
Guntur Triaji pemain asal Indonesia bermain di Akedemi Arsenal di Inggris
Posted by Unknown
Friday, 28 January 2011

Namun, itu baru langkah awal bagi putra Lampung berusia 17 tahun itu. Sebagai pemenang, selama dua minggu di bulan Januari 2011 ini, Guntur akan mewakili Indonesia untuk mengikuti seleksi inti bersama 100 pemenang program serupa dari 42 negara lainnya guna memperebutkan kesempatan berlatih selama setahun di Nike Academy, di Inggris. Program belajar di akademi tersebut tentu saja berkelas dunia karena didukung oleh Liga Primer Inggris.
”Persiapan latihan dan fisik sih sudah hampir 100 persen, tinggal privat bahasa Inggris yang perlu terus ditingkatkan,” ujar Guntur yang terus digenjot pelatih Bambang Warsito di SMA Atlet Ragunan.
Putra Lampung itu mendapatkan gojlokan fisik sekaligus kecepatannya agar biasa bersaing dengan calon-calon dari negara lain. Latihan fisik itu dilakukan antara 30 dan 45 menit. ”Saya juga terus dilatih penguasaan bola,” kata Guntur yang merasakan kini otot-ototnya semakin berisi.
Perjalanan ke Inggris nanti adalah perjalanan ke luar negeri pertama bagi Guntur yang mengidolakan bintang Arsenal, Cesc Fabregas. Persiapan untuk menghadapi iklim yang dingin pun dilakukan Guntur. ”Dari sekarang sudah dibiasakan makan daging. Terus di sana juga nasi kan susah, jadi ngebiasain makan kentang,” ungkap Guntur yang kini memiliki berat 63 kg dengan tinggi 170 sentimeter.

Sayangnya, di sekolah Ragunan Guntur tidak dikondisikan mendengar perintah dalam bahasa Inggris sehingga dia memang harus khusus belajar bahasa internasional itu. Kemampuan bahasa Inggris adalah salah satu bekal penting Guntur agar bisa memahami apa yang diminta, diperintahkan, atau ditanyakan Pelatih Arsenal Arsene Wenger dan timnya.
Posisi bermain Guntur sebagai gelandang membuat Guntur mempunyai banyak kesamaan dengan gelandang bertahan tim nasional Ahmad Bustomi. Mendengar tentang Guntur, Bustomi pun menyampaikan selamat sekaligus berpesan agar putra Indonesia itu percaya diri, tidak minder dalam menghadapi tes di Inggris, serta mengerahkan segenap kemampuan untuk meyakinkan pelatih yang akan menyeleksinya.
Bustomi, yang juga pernah mengalami pelatihan di Belanda, mengungkapkan, kunci setiap pemain bola adalah sama, yaitu otot, mental, dan otak. Kemampuan di ketiga aspek itu pula yang harus ditunjukkan Guntur di depan Pelatih Arsenal Arsene Wenger.
by : Soccer of Republic Indonesia
Alfred Riedl si Professor Sepak Bola di Dunia : Irfan Bacdhim Hasilnya
Posted by Unknown
Thursday, 27 January 2011
Di Dunia yang modern ini semua kegiatan serba memakai otak begitu pula sepak Bola tidak bisa dimainkan dengan hanya mengandalkan Skill , speed , akurasi bahkan Power hanya Otak , lihat pemain kelas di Indonesia hampir seluruhnya selalu berhenti di saat sekolah - sekolah , seperti Yongki A , dan Andik Firmansyah lebih diutamakan sepak bola dari pada belajarnya , dilihat dari absen kedua pemain ini disekolah sangat banyak alpha . karena lebih fokus di sepak bola dari pada sekolah , dan sekarang kini hadir Pelatih asal Austria Alfred Reidl sangat tepat di pilih oleh Timnas , pelatih yang pernah saat muda ini bermain di Timnas Austria , merakit pemain Indonesia menjadi mengandalkan otak dan kerja sama . semoga dengan bekal yang dimiliki Alfred Riedl para Pemain di Indonesia bisa berkembang lebih baik .
Ini dia Foto ALFRED RIEDL berserta pagenya di facebook
Ini dia Foto ALFRED RIEDL berserta pagenya di facebook

DOHA – Penampilan menjanjikan dari Korea Selatan di laga perdana kontra Bahrain, membuat amunisi kunci Taeguk Warriors, Park Ji-Sung memprediksi Korea Selatan bisa memenuhi ekspektasi yang tertunda selama 51 tahun.
Gelandang kesohor Manchester United itu menyebut, solidnya permainan Korea Selatan merupakan modal bagus untuk mengarak trofi Piala Asia. “Secara keseluruhan, permainan kami sangat taktis dan baik,” kata Ji-Sung di situs resmi Piala Asia, Selasa (11/1/2011).
Eks-PSV Eindhoven ini pun menyebut, merebut kemenangan di laga perdana memiliki arti penting sebagai landasan menatap pertandingan berikutnya. “Laga perdana selalu penting di turnamen sekelas Piala Asia atau Piala Dunia. Dengan raihan tiga poin memudahkan kami di sisa pertandingan (di babak penyisihan). Jadi, kemenangan ini sangat berharga buat kami,” tutur Ji-Sung yang mengawali kiprah profesionalnya bersama klub Jepang Kyoto Purple-Sanga.
Atas rapor bagus ini, Ji-Sung pun tidak sungkan memasang target selangit, kontingen timnas Korea Selatan akan meninggalkan Qatar dengan status sebagai juara Piala Asia.“Firasat saya sangat kuat mengenai kemungkinan itu. Bukan hanya saya, semua pemain memiliki perasaan yang sama."
"Pemain muda yang kami miliki memiliki prospek cerah di masa depan, bermain di level Internasional. Jika pemain muda diberi banyak pengalaman, mereka akan berkembang dengan baik. Inilah yang membuat perbedaan di pertandingan berikutnya,” urai Ji-Sung mengenai komposisi bibit belia yang dikedepankan Cho Kwang-Rae.
“Saya kira, sisi fisik sangat baik Australia lebih baik dari Bahrain. Jadi, kami harus menyiapkan taktik terbaik saat menghadapi mereka (Australia),” tutup Ji-Sung ketika memetakan kekuatan calon lawan yang akan dihadapinya pada 14 Januari 2011 nanti.
Ini dia PROFIL Timnas Korea Selatan
Tim nasional sepak bola Korea Selatan adalah tim nasional sepak bola Asia yang paling sukses sejak melakukan debutnya pada Olimpiade 1948.
Korea pada zaman kuno mempunyai permainan bola bernama chuk-guk, yang sangat mirip bentuknya dengan sepak bola masa kini. Meskipun begitu, orang-orang Korea melihat versi modern sepak bola untuk pertama kalinya pada tahun 1882 ketika awak-awak kapal Britania memainkannya saat kapal mereka berlabuh di pelabuhan Incheon.
Pada tahun 1921, Turnamen Sepak bola Seluruh Korea diadakan untuk pertama kalinya, dan kemudian pada tahun 1928, Asosiasi Sepak bola Korea didirikan, sehingga menciptakan fondasi untuk mengembangkan sepak bola di Korea. Selama periode penjajahan kolonial Jepang di Korea, sepak bola turut berperan dalam mengurangi perasaan frustrasi yang dialami warga Korea dan memperkuat harapan akan kebebasan.
Asosiasi Sepak bola Korea (KFA) kembali difungsikan pada tahun 1948, setelah didirikannya Republik Korea. KFA menjadi anggota Fédération Internationale de Football Association pada tahun yang sama. KFA kemudian bergabung dengan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) pada tahun 1954.
Sejak tahun 1960-an, Korea Selatan muncul sebagai kekuatan sepak bola di Asia, menjuarai beberapa kejuaraan sepak bola Asia yang prestisius. Timnas Korea Selatan ikut dalam Piala Dunia FIFA selama 5 kali berturut-turut hingga tahun 1986, menjadikan para pemainnya raja-raja sepak bola Asia. Liga profesional Korea, K-League, dimulai pada tahun 1983 sebagai liga profesional pertama di Asia. Hal ini bukan saja menggembirakan hati para penggemar, namun juga meningkatkan level sepak bola Korea.
Piala Dunia 2002 menjadi tanda kemajuan pesat yang dicapai Korea. Dipilihnya Korea Selatan dan Jepang untuk menjadi tuan rumah bersama merupakan hasil dari kegemaran dan ketertarikan warga Korea dalam sepak bola. Dipimpin pelatih asal Belanda, Guus Hiddink, timnas Korea Selatan mengejutkan dunia dengan mengalahkan timnas sepak bola Italia yang kuat dan melaju hingga ke semifinal untuk pertama kalinya bagi sebuah tim dari Asia. Antusiasme para pendukungnya, yang dipanggil "setan merah", juga menarik perhatian para penonton
Peñarol (dibaca Penyarol) adalah klub sepak bola Uruguay yang berbasis di kota Montevideo. Peñarol adalah tim Uruguay yang memiliki prestasi yang baik di Uruguay, Amerika Selatan, dan antara benua. Dahulu, klub ini pernah menggunakan Stadion Pocitos sebagai markasnya, sebelum mempergunakan Stadion Contador Damiani dan Stadion Centenario.
Prestasi
- 37 Liga Uruguay : 1932, 1935, 1936, 1937, 1938, 1944, 1945, 1949, 1951, 1953, 1954, 1958, 1959, 1960, 1961, 1962, 1964, 1965, 1967, 1968, 1973, 1974, 1975, 1978, 1979, 1981, 1982, 1985, 1986, 1993, 1994, 1995, 1996, 1997, 1999, 2003, 2009-2010
- 5 Piala Libertadores : 1960, 1961, 1966, 1982, 1987.
- 3 Piala Interkontinental : 1961, 1966, 1982.
Sebagai benua terbesar yang punya jumlah penduduk paling banyak pula, Asia tentu menyimpan bakat-bakat sepakbola yang hebat. ESPN soccernet mencoba untuk memprediksi siapa saja yang bisa bersinar atau setidaknya cukup bagus untuk main di Liga Eropa. Ada satu orang Indonesia di dalam daftar.
Dong Fangzhuo (Shandon/China)
Midfielder ini tampil luar biasa di Piala Asia Timur tahun lalu. Termasuk
saat ia mencetak gol ke gawang Korea Selatan yang menghadirkan kemenangan pertama bagi China atas Taeguk Warrior. Klub-klub di Korea dan Jepang mencoba untuk menariknya tapi tak sanggup dengan harganya. Mungkin sudah saatnya untuk klub Eropa ‘ikut campur.’
Ismail Matar (Al Wahda/UEA)
Pemain ini adalah harapan dari kawasan teluk. Ia adalah pemenang bola emas di World Youth Championship tahun 2003. Sebenarnya ia sangat pantas main di Eropa. Namun klubnya yang kaya mampu menahannya untuk tidak pergi ke mana-mana. Ia kemudian juga menjadi bintang di Piala Teluk 2007 sekaligus membantu UAE untuk menjadi juara pertama kalinya. Berkat jasanya itu ia mendapat hadiah dua ekor unta. Ismail Matar pantas mendapat alat transportasi yang lebih bagus dari unta!
Koo Ja Cheol (Jeju United/Korea Selatan)
Ia sempat dihubungkan dengan Blackburn Rovers awal tahun ini. Klub Swiss Young Boys of Berne juga tertarik padanya namun tak sanggup membayar. Anehnya Koo bukanlah pilihan reguler di timnas Korsel walau ia terpilih menjadi pemian tengah terbaik K-League musim lalu. Mampu mengamankan bola dan siap melepaskan umpan kapan saja. Eksekusi bola matinya juga mantap. Banyak yang percara kepindahannya ke Eropa hanya masalah waktu.
Kawin Thamsatchanan (Muang Thong United/Thailand)
Asia Tenggara tak punya sejarah kuat memiliki kiper yang kuat. Namun
pemain berusia 19 tahun ini memperlihatkan kalau ia bisa memenuhi
kulaifikasi untuk menjadi kiper hebat. Absennya ia di Piala AFF sangat
disayangkan oleh fans Thailand. Seorang pemandu bakat Inggris telah
merekomendasikannya pada Manchester United. Menarik untuk ditunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Yasser Al Qahtani (Al Hilal/Arab Saudi)
Ia layak menjadi bintang yang paling terang di kawasan teluk.’The Sniper’ tak pernah mencoba peruntungannya di Eropa. Jika ia mampu mengasah mentalnya untuk siap main di level tertinggi, karirnya akan melesat. Walau usianya sudah 28 tahun, ia masih gesit dan bagus dalam duel udara.
Oktovianus Maniani (Sriwijaya/Indonesia) :D
Sayap mungil Sriwijaya ini mencuri perhatian saat tampil di Piala AFF
2010. Ia berjasa besar membawa Indonesia lolos ke partai final. Ia sangat cepat dan usianya baru 20 tahun. Octo disebut sebagai ‘Ryan Giggs-nya Indonesia’ diharapkan bisa terus konsisten dan mampu mengasah umpan silangnya.
Karim Ansarifard (Saipa/Iran)Karim adalah penerus kejayaan Ali Daei sebagai nyawa timnas Iran. Dan
sang lengenda sendirilah yang memberikan kesempatan bagi Karim untuk menjadi pilihan utama di Saipa di tahun 2007. Dua tahun kemudian ia sudah main untuk timnas. Borussia Dortmund sudah menyatakan ketertarikannya namun belum ada yang pasti.
Jungo Fujimoto (Shimizu S-Pulse/Jepang)
Sang playmaker sedang dikejar-kejar Nagoya Grampuss. Namun pemain berusai
26 tahun ini tak mau tanggung-tanggung. Rookie of the year J-League tahun
2006 ini ingin menjelajah Eropa.
Alexander Geynrikh (Pahktakor/Uzbekistan)
Ia adalah mesin gol di kawasan Asia Tengah. Kepalanya terkenal sering
menghadirkan kekacauan di kotak penalti lawan. Dua tim di Moscow, Torpedo dan CSKA, tertarik untuk memiliki Geynrikh. Kini ia siap main di Eropa atau setidaknya di Rusia.
Firas Al-Khatib (Al Qadsia/Suriah)Suriah bukanlah negara elit untuk urusan sepakbola. Namun Al-Khatib
pantas untuk muncul ke permukaan. Kini ia main untuk salah satu klub
terbesar teluk, Al Qadsia Kuwait. Ia sangat jeli mencari posisi dan
diramalkan akan menjadi salah satu bintang di benua Asia.
Tak heran jika Okto layak bermain di Liga Eropa, karena ia bermain dengan sangat percaya diri dan kontrol bolanya sangat bagus. Oktomaniani termasuk pemain Masa Depan Timnas Indonesia.
10. Roberto BaggioSayangnya, Baggio lebih diingat dengan kegagalannya mengeksekusi tendangan dari titik putih sehingga Italia kalah adu penalti melawan Brasil di final Piala Dunia 1994. Tapi, tanpa penampilan Baggio yang gemilang sepanjang turnamen itu, Azzurri tak mungkin mencapai final. Ia menjadi anak emas sepakbola Italia sejak bergabung dengan Fiorentina pada 1985, sebelum rekor transfernya ke Juventus menjelang Piala Dunia 1990. Dikenal dengan sebutan “The Divine Ponytail” karena rambut kuncir dan ketaatannya menjalankan agama Budha, Baggio meraih scudetto dua kali – bersama Juventus pada 1994/95, dan AC Milan pada musim berikutnya. Pemain Terbaik Dunia versi FIFA pada 1993.
9. Alessandro Del Piero
Juventus forever, per sempre, selamanya! Itulah si Pinturicchio yang sudah lima kali scudetto bersama Bianconeri dan menjadi ikon klubnya dengan 500 penampilan lebih. Sama halnya dengan Batigol, ia pun menolak keluar dari klubnya yang degradasi pada 2006 akibat kasus Calciopoli. Titel U-21 Eropa pada 1994 dan 1996 disandangnya, ditambah lagi gelar juara Piala Dunia 2006. Loyalitas adalah emas!
Juventus forever, per sempre, selamanya! Itulah si Pinturicchio yang sudah lima kali scudetto bersama Bianconeri dan menjadi ikon klubnya dengan 500 penampilan lebih. Sama halnya dengan Batigol, ia pun menolak keluar dari klubnya yang degradasi pada 2006 akibat kasus Calciopoli. Titel U-21 Eropa pada 1994 dan 1996 disandangnya, ditambah lagi gelar juara Piala Dunia 2006. Loyalitas adalah emas!
8. Marco van Basten
Torehan 218 gol dari 280 penampilan bersama Ajax dan AC Milan bukan prestasi yang mudah diraih. Ia juga mengoleksi hat-trick gelar pada 1992 – Pemain Terbaik Dunia versi FIFA, Pemain Terbaik Eropa, dan Pemain Terbaik Dunia. Marco van Basten menjadi pemain yang sukses mengikuti jejak Johan Cruyff, sekaligus memimpin Belanda juara Eropa untuk pertama kalinya pada 1988. Bersama AC Milan, ia meraih Piala Eropa pada 1989 dan 1990. Sayangnya, cedera pergelangan kaki memaksanya pensiun lebih dini. Meski demikian, Van Basten tetap berkiprah dalam dunia sepakbola. Ia melatih timnas Belanda pada 2004-08 dan kini mengasuh Ajax.
7. Ronaldo (Ronaldo Luiz Nazario da Lima)
Sang fenomena ini sudah dua kali meraih hat-trick gelar Pemain Terbaik FIFA, Eropa dan Dunia. Nama Ronaldo mulai bangkit ketika melesatkan 58 gol dalam 60 pertandingan di awal karirnya bersama Cruzeiro pada 1993. Setelah dua musim yang gemilang bersama PSV Eindhoven, ia bergabung dengan Barcelona pada 1996 dan membukukan 34 gol dalam 37 laga untuk menjadi topskor. Bersama Inter Milan, Ronaldo ‘mengejek’ gaya pertahanan klub Italia lainnya. Alhasil, 25 gol dikemasnya, sekaligus membawa Inter juara Piala UEFA – semuanya dalam musim pertamanya. Ia juga meraih topskor pada dua musim pertamanya bersama Real Madrid. Duka kekalahan 3-0 dari Prancis pada final Piala Dunia 1998 terhapus, ketika Ronaldo membawa Brasil juara Piala Dunia berikutnya. Ia menjadi topskor dengan 8 gol, dan dua di antaranya dicetak di final melawan Jerman.
Sang fenomena ini sudah dua kali meraih hat-trick gelar Pemain Terbaik FIFA, Eropa dan Dunia. Nama Ronaldo mulai bangkit ketika melesatkan 58 gol dalam 60 pertandingan di awal karirnya bersama Cruzeiro pada 1993. Setelah dua musim yang gemilang bersama PSV Eindhoven, ia bergabung dengan Barcelona pada 1996 dan membukukan 34 gol dalam 37 laga untuk menjadi topskor. Bersama Inter Milan, Ronaldo ‘mengejek’ gaya pertahanan klub Italia lainnya. Alhasil, 25 gol dikemasnya, sekaligus membawa Inter juara Piala UEFA – semuanya dalam musim pertamanya. Ia juga meraih topskor pada dua musim pertamanya bersama Real Madrid. Duka kekalahan 3-0 dari Prancis pada final Piala Dunia 1998 terhapus, ketika Ronaldo membawa Brasil juara Piala Dunia berikutnya. Ia menjadi topskor dengan 8 gol, dan dua di antaranya dicetak di final melawan Jerman.
6. Bobby Charlton (Sir Robert Charlton)Inilah salah satu pemain terbaik Inggris sepanjang masa. Bobby Charlton meraih 106 caps dan 49 gol bersama timnas Inggris. Sebagai bagian dari “Busby Babes” yang selamat dari tragedi Munich 1958, Charlton sepuluh tahun kemudian membawa Manchester United menjadi klub pertama Inggris yang juara Piala Eropa. Charlton juga membantu tuan rumah Inggris meraih Piala Dunia 1966. Perlawanan Charlton kontra Eusebio di semifinal melawan Portugal dikenang sebagai pertandingan terbaik Inggris sepanjang masa.
5. Alfredo Di StefanoKetika membela Real Madrid, Di Stefano mengoleksi delapan titel Liga Spanyol dan memenangkan lima edisi pertama Piala Eropa. Ia juga melesatkan gol dalam setiap pertandingan final. Kepemimpinannya di lapangan ditambah skill menakjubkan membuat Di Stefano menjadi faktor utama Real Madrid mendominasi Eropa pada akhir 1950-an. Namun, Di Stefano gagal di tingkat internasional. Ia pernah memperkuat timnas Argentina, Kolombia dan Spanyol, tapi tak satupun gelar Piala Dunia direbut. Ia selalu dikenang ketika menciptakan hattrick saat Real Madrid membantai Frankfurt 7-4 untuk mengangkat trofi Piala Eropa kelima kalinya beruntun.

4. Ferenc Puskas
Inilah striker yang kualitasnya akan sulit ditemui lagi di Hongaria. Bersama timnas, ia mencatat rekor 84 gol dari 85 caps. Tubuhnya pendek, dadanya rata, tapi kekuatannya terletak pada kaki kirinya yang mampu melepaskan tembakan secepat kilat. Setelah meraih medali emas Olimpiade 1952 sekaligus mengakhiri dominasi Inggris di Eropa, timnas Hongaria menjadi favorit juara Piala Dunia 1954. Tim berjuluk “Mighty Magyars” melesakkan 17 gol dalam babak grup sebelum menyingkirkan Brasil dan Uruguay. Meskipun cedera berat, Puskas memaksakan dirinya tampil di final, bahkan mencetak gol sebelum kalah secara menyakitkan oleh Jerman Barat.
Inilah striker yang kualitasnya akan sulit ditemui lagi di Hongaria. Bersama timnas, ia mencatat rekor 84 gol dari 85 caps. Tubuhnya pendek, dadanya rata, tapi kekuatannya terletak pada kaki kirinya yang mampu melepaskan tembakan secepat kilat. Setelah meraih medali emas Olimpiade 1952 sekaligus mengakhiri dominasi Inggris di Eropa, timnas Hongaria menjadi favorit juara Piala Dunia 1954. Tim berjuluk “Mighty Magyars” melesakkan 17 gol dalam babak grup sebelum menyingkirkan Brasil dan Uruguay. Meskipun cedera berat, Puskas memaksakan dirinya tampil di final, bahkan mencetak gol sebelum kalah secara menyakitkan oleh Jerman Barat.

3. Eusebio (Eusebio da Silva Ferreira)
Pemenang Sepatu Emas di Piala Dunia 1966 ini mencetak sembilan gol buat Portugal sebelum tersingkir di semi-final oleh tuan rumah Inggris, yang kemudian keluar sebagai juara. Eusebio menjadi pemain Afrika pertama (kelahiran Mozambique) sehingga dikenal sebagai “Pele versi Eropa” – dan hingga kini masih dinobatkan sebagai pemain terbaik Portugal sepanjang masa. Dari Benfica hingga Sporting Lisbon, nama Eusebio bersinar di usia 19, ketika mencetak hat-trick ke gawang Santos (yang kala itu diperkuat Pele) pada Turnamen Paris 1961. Eusebio menjadi topskor Liga Portugal tujuh kali dan meraih Pemain Terbaik Eropa pada 1965. Dua golnya ke gawang Real Madrid membantu Benfica meraih Piala Eropa untuk kedua kalinya pada 1962. Sayangnya, ia cedera lutut dan terpaksa gantung sepatu pada umur 32 tahun. Ia menorehkan 41 gol dari 64 caps internasional.
Pemenang Sepatu Emas di Piala Dunia 1966 ini mencetak sembilan gol buat Portugal sebelum tersingkir di semi-final oleh tuan rumah Inggris, yang kemudian keluar sebagai juara. Eusebio menjadi pemain Afrika pertama (kelahiran Mozambique) sehingga dikenal sebagai “Pele versi Eropa” – dan hingga kini masih dinobatkan sebagai pemain terbaik Portugal sepanjang masa. Dari Benfica hingga Sporting Lisbon, nama Eusebio bersinar di usia 19, ketika mencetak hat-trick ke gawang Santos (yang kala itu diperkuat Pele) pada Turnamen Paris 1961. Eusebio menjadi topskor Liga Portugal tujuh kali dan meraih Pemain Terbaik Eropa pada 1965. Dua golnya ke gawang Real Madrid membantu Benfica meraih Piala Eropa untuk kedua kalinya pada 1962. Sayangnya, ia cedera lutut dan terpaksa gantung sepatu pada umur 32 tahun. Ia menorehkan 41 gol dari 64 caps internasional.

2. Johan Cruyff
Inilah master of total football. Kapten Cruyff memimpin Belanda di Piala Dunia 1974, dengan mencetak dua gol baik ke gawang Argentina maupun Brasil, sebelum dikalahkan Franz Beckenbauer dan Jerman Barat di partai puncak. Johan Cruyff merupakan nama paling terkenal dalam sejarah sepakbola Belanda. Ia menjadi pemeran utama dalam dominasi Ajax di kancah Eropa pada era 1970-an. Ia mendominasi Belanda dengan delapan titel domestik bersama Ajax ditambah satu lagi di Feyenoord. Tiga gelar Piala Eropa berturut-turut diraih pada 1970 hingga 1973 sebelum hijrah ke Barcelona. Ia pensiun menjelang Piala Dunia 1978, dan selanjutnya sukses melatih dua bekas klubnya.
Inilah master of total football. Kapten Cruyff memimpin Belanda di Piala Dunia 1974, dengan mencetak dua gol baik ke gawang Argentina maupun Brasil, sebelum dikalahkan Franz Beckenbauer dan Jerman Barat di partai puncak. Johan Cruyff merupakan nama paling terkenal dalam sejarah sepakbola Belanda. Ia menjadi pemeran utama dalam dominasi Ajax di kancah Eropa pada era 1970-an. Ia mendominasi Belanda dengan delapan titel domestik bersama Ajax ditambah satu lagi di Feyenoord. Tiga gelar Piala Eropa berturut-turut diraih pada 1970 hingga 1973 sebelum hijrah ke Barcelona. Ia pensiun menjelang Piala Dunia 1978, dan selanjutnya sukses melatih dua bekas klubnya.

1. Pele (Edson Arantes do Nascimento)
Pada usia 17 tahun, Pele (foto) memborong enam gol di Piala Dunia 1958, dan menjadi sumber inspirasi Brasil meraih titel pertamanya. Karirnya penuh dengan prestasi, di dalam maupun luar lapangan, dan saat ini menjadi duta besar sepakbola. Angka-angkanya: 470 gol dalam 412 penampilan bersama Santos, dan 77 gol dari 92 caps di timnas Brasil. Tiga kali juara Piala Dunia, sepuluh titel Campeonato Paulista, dua Copa Libertadores. Butuh penjelasan apa lagi?
Pada usia 17 tahun, Pele (foto) memborong enam gol di Piala Dunia 1958, dan menjadi sumber inspirasi Brasil meraih titel pertamanya. Karirnya penuh dengan prestasi, di dalam maupun luar lapangan, dan saat ini menjadi duta besar sepakbola. Angka-angkanya: 470 gol dalam 412 penampilan bersama Santos, dan 77 gol dari 92 caps di timnas Brasil. Tiga kali juara Piala Dunia, sepuluh titel Campeonato Paulista, dua Copa Libertadores. Butuh penjelasan apa lagi?

SUMBER : divine.permformance untuk Soccer of republic Indonesia