Posted by : Unknown
Saturday, 5 March 2011
Tekad Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk meningkatkan kualitas wasit di putaran kedua Djarum ISL (Indonesia Super League) 2010/2011 ternyata tak cuma di bibir. Ini adalah sejarah. Bagi wasit lokal, ini jangan dijadikan 'ancaman' melainkan kesempatan untuk membenahi diri sekaligus membuktikan bahwa Indonesia punya wasit berkualitas.
PT Liga Indonesia (LI) selaku penyelengara Djarum ISL akan memakai wasit asing. "Ini ide lama," kata Joko Driyono, CEO PT LI saat evaluasi putaran pertama Djarum ISL di Hotel Sahid Kamis 4 Maret 2011.
Langkah yang tepat, tentu saja. Putaran pertama, dan ini tak bisa ditampik, dikotori dengan buruknya kinerja wasit. Wasit yang seharusnya menjunjung tinggi semangat fairplay malah tampil sebagai biang kerok.
SUPERSOCCER mendapat keluhan dan sejumlah pelatih dan manajer tim, di antaranya Rahmad Darmawan (Persija Jakarta), Daniel Roekito (Persib Bandung), Jackson F Tiago (Persipura Jayapura), serta Andi Satya Adi Saputra (Manajer Bontang FC).
"Wasit asing? Saya sih setuju saja," kata Rahmad Darmawan. Hal senada dikatakan Andi Satya Adi Saputra. "Harapan saya di putaran kedua, wasit harus lebih bagus. Soal wasit asing, kenapa tidak?," tandas Andi.
Berapa uang yang dialokasikan kepada wasit asing? Wasit asing dibayar perhari, 100 US Dollar atau Rp 880,500 per hari. Ini standar badan sepak bola dunia, FIFA. Bandingkan dengan wasit lokal yang dibanderol Rp 5 juta setiap pertandingan. Di pentas sekaliber Djarum ISL, PT LI memakai 30 wasit.
Wasit asing merupakan babak baru di pentas Djarum ISL, sejak digulirkan tiga tahun silam. Kita berharap, kehadiran mereka bisa meningkatkan kualitas setiap pertandingan dan utamanya, setiap tim menjunjung tinggi semangat fairplay.
Bagi wasit lokal ini bukan ancaman di mana lahan mereka tersita, melainkan kesempatan untuk 'mencuri' ilmu sekaligus ajang pembuktian kalau wasit lokal tak kalah bagus.
PT Liga Indonesia (LI) selaku penyelengara Djarum ISL akan memakai wasit asing. "Ini ide lama," kata Joko Driyono, CEO PT LI saat evaluasi putaran pertama Djarum ISL di Hotel Sahid Kamis 4 Maret 2011.
Langkah yang tepat, tentu saja. Putaran pertama, dan ini tak bisa ditampik, dikotori dengan buruknya kinerja wasit. Wasit yang seharusnya menjunjung tinggi semangat fairplay malah tampil sebagai biang kerok.
SUPERSOCCER mendapat keluhan dan sejumlah pelatih dan manajer tim, di antaranya Rahmad Darmawan (Persija Jakarta), Daniel Roekito (Persib Bandung), Jackson F Tiago (Persipura Jayapura), serta Andi Satya Adi Saputra (Manajer Bontang FC).
"Wasit asing? Saya sih setuju saja," kata Rahmad Darmawan. Hal senada dikatakan Andi Satya Adi Saputra. "Harapan saya di putaran kedua, wasit harus lebih bagus. Soal wasit asing, kenapa tidak?," tandas Andi.
Berapa uang yang dialokasikan kepada wasit asing? Wasit asing dibayar perhari, 100 US Dollar atau Rp 880,500 per hari. Ini standar badan sepak bola dunia, FIFA. Bandingkan dengan wasit lokal yang dibanderol Rp 5 juta setiap pertandingan. Di pentas sekaliber Djarum ISL, PT LI memakai 30 wasit.
Wasit asing merupakan babak baru di pentas Djarum ISL, sejak digulirkan tiga tahun silam. Kita berharap, kehadiran mereka bisa meningkatkan kualitas setiap pertandingan dan utamanya, setiap tim menjunjung tinggi semangat fairplay.
Bagi wasit lokal ini bukan ancaman di mana lahan mereka tersita, melainkan kesempatan untuk 'mencuri' ilmu sekaligus ajang pembuktian kalau wasit lokal tak kalah bagus.